Ketika mendengar kata lahan gambut, banyak orang teringat dengan kejadian kebakaran di pulau Sumatra tepatnya di Riau dan Jambi. Kejadian tersebut merupakan bencana dasyat yang timbul akibat ulah sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab ditambah lagi dengan fenomena el-Nino yang ditandai dengan musim kemarau yang tidak normal yang terjadi secara periodik antara 4 – 5 tahun.
Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat dan fauna disekitar areal kebakaran, namun juga negara-negara tetangga, bahkan dari kebakaran tersebut Indonesia menyumbangkan emisi karbon setara dengan 2500 pabrik batu bara dengan waktu yang sangat singkat. Alhasil Indonesia mendapat perhatian khusus dari Dunia tentang penyebaran polusi terbesar pada tahun 2015.
Pentingnya lahan gambut menjadi fokus kami dalam membuat artikel ini. Karena kita tahu, hampir setiap tahun kebakaran hutan gambut di Indonesia terus terjadi, dan dampaknya yang ditimbulkan pun beragam, salah satunya iklim di Indonesia semakin sulit untuk terkendali. Banyak alasan klasik yang belum banyak orang ketahui tentang pentingnya lahan gambut.
Gambut adalah luasan lahan atau hamparan yang terjadi akibat dekomposisi tidak sempurna dari sisa-sisa pepohonan, rerumputan, serta jasad hewan yang sudah membusuk dan tergenang oleh air. Kondisi tersebut terjadi hingga ribuan tahun lamanya sehingga membentuk endapan dengan ketebalan lebih dari 40 cm. Lahan gambut sering kali ditemukan di daerah yang banyak air, seperti rawa, cekungan sungai, dan daerah pesisir. Walaupun begitu, gambut juga bisa hidup di dataran tinggi.
Di Indonesia sendiri saat ini mempunyai lahan gambut sekitar 14 juta hektar yang sebelumnya pada tahun 1989 luas lahan gambut adalah 17 juta hektar. Dengan luas lahan gambut saat ini, Indonesia menjadi negara ke 4 terbesar pemilik lahan gambut setelah Canada (170 juta ha), Uni Soviet (150 juta ha), serta Amerika Serikat (40 juta ha). Lahan gambut sendiri memiliki peran tidak hanya untuk populasi lokal, namun untuk populasi internasional.
Pentingnya lahan gambut untuk keberlangsungan ekosistem 🙂. Membutuhkan ribuan tahun sehingga menimbulkan endapan yang disebut gambut, ternyata bukan sesuatu yang tidak ada gunanya. Sampai saat ini lahan gambut menjadi media terbesar sebagai pengikat karbon yang ada di bumi. Lahan gambut di Indonesia mampu mengikat 22,5-43,5 gigaton karbon yang bila disetarakan hampir sama dengan 17 sampai 33 emisi mobil pribadi pertahun.
Gambut memiliki sifat yang mampu menyerap dan melepaskan air dengan baik, sehingga mampu menahan luapan air yang besar ketika bajir. Sebaliknya bila musim kemarau tibam, lahan gambut akan melepaskan air tawar sehingga dapat menghindari intrusi air laut ke darat.
Lahan gambut menjadi tempat unik bagi sebagian flora dan fauna di dunia, pasalnya hanya di lahan gambut beberapa flora dan fauna dapat hidup dengan baik. Apabila lahan gambut rusak, tentu dunia akan kehilangan beberapa keanekaragaman hayati. Flora dan fauna yang hidup di lahan gambut diyakini memiliki ketahanan terhadap penyakit yang jauh lebih baik, dibandingkan dengan fauna komersil, sehingga dapat menjadi sumber platfa nutfah bagi flora dan fauna komersial.
Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memanfaatkan lahan gambut sebagai pertanian untuk mensejahterkan hidupnya. Kita bisa temukan dibeberapa daerah, lahan gambut bisa juga dijadikan sebagai tempat wisata alam yang menarik contohnya Ekowisata yang berada di Riau. Tentu kegiatan tersebut dilakukan dengan memperhatikan kaidah konservasi
Besarnya dampak positif yang ditimbulkan oleh hasil pembusukan daun, jasad hewan yang tergenag oleh air yang kita sebut sebagai lahan gambut, kita dapat mengambil kalimat singkat dari manfaatnya, yaitu: Pengatur hidrologi, Konservasi keanakeragaman hayati, Penjaga iklim global, Sarana budi daya.
Perlu diketahui, lahan gambut yang ada di Indonesia tersebar di 4 pulau besar saja, yaitu Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Pulau sumatra menjadi daerah yang paling banyak ditemukan lahan gambut.
Kerusakan lahan gambut di Indonesia merupakan suatu hal yang kompleks, karena terdapat beberapa faktor. Awalnya lahan gambut difungsikan sebagai lahan pertanian dengan harapan agar dapat mensejahterakan hidup masyarakat, namun tuntutan hidup yang semakin tinggi mengakibatkan sejumlah kegiatan yang dapat merusak hutan gambut, seperti penebangan pohon dan pembakaran lahan gambut secara besar besaran untuk mendapatkan lahan pertanian yang diinginkan. Selain itu, kerusakan lahan gambut juga dapat disebabkan oleh kemarau panjang, yang mengakibatkan keringnya lahan gambut tanpa adanya pelembaban kembali.
Di masa ini kejadian tersebut bisa terulang setiap tahun dan bila dibiarkan, maka lahan gambut akan semakin habis dan tentunya ekosistem alam sangat terganggu. Sebagai contoh kecil, ketika karbon dalam bumi hilang, dampak yang ditimbulkan dari sisi kemanusiaan adalah, berkurangnya kekebalan tubuh, sehingga banyak orang yang akan mudah sakit. Kita tahu bahwa tubuh manusia 18% nya adalah karbon.
Agar kondisi lahan gambut di Indonesia tidak semakin rusak, kita harus melakukan sebuah upaya yang bisa kita sebut restorasi lahan gambut.
Apa itu restorasi? Kata restorasi dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah “pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula“. Restorasi lahan gambut berarti pengembalian atau pemulihan lahan gambut yang saat ini dalam kondisi buruk menjadi kondisi yang lebih baik, agar dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
Dengan mengupayakan restorasi gambut, lingkungan kita akan terselamatkan karena karbon dibumi tetap terjaga.
Bagaimana kita dapat melakukan restorasi lahan gambut? Upaya restorasi lahan gambut tidak dapat dilakukan sendirian, karena kita tahu, terjadinya lahan gambut membutuhkan waktu hingga ribuan tahun. Untuk itu kita harus berjalan bersama dan harus mendapat dukungan yang kuat.
Kasus ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah yang mana dengan tegas menyatakan ingin mengembalikan populasi lahan gambut. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang dinamakan Badan Restorasi Gambut – BRG, dimana lembaga tersebut akan bekerja keras dalam mengupayakan restorasi lahan gambut.
Selain itu, ada sebuah platform yang didedikasikan untuk masyarakat indonesia, agar dapat memantau hasil kerja pemerintah maupun lembaga terkait dalam melaksanakan restorasi lahan gambut di Indonesia. Masyarakat juga dapat memanfaatkan platform tersebut sebagai media edukasi lahan gambut.
Platform tersebut adalah pantau gambut, Pantau Gambut adalah wadah atau platform daring yang menyediakan akses terhadap informasi mengenai perkembangan kegiatan dan komitmen restorasi ekosistem gambut yang dilakukan oleh segenap pemangku kepentingan di Indonesia.
Berikut saya tampilkan sampai mana upaya pemerintah dan lembaga terkait dalam mengupayakan restorasi lahan gambut di Indonesia, namun untuk lebih lengkapnya anda bisa melihat di pantaugambut.id
Tampak dibeberapa titik proses restorasi lahan gambut di Indonesia sudah berjalan, walaupun belum maksimal.
Lalu untuk kita bagaimana? Berikut tips untuk kita dari Badan Restorasi Gambut – BRG
Dari video tersebut kita dapati ada 3 tips, dengan sebutan 3 P dan berikut ini adalah tipsnya:
- Pembasahan lahan gambut
- Penanaman kembali lahan gambut
- Peningkatan kesejahteraan dengan memanfaatkan lahan gambut (Jadikan tempat wisata)
Upaya kecil yang kita lakukan dalam restorasi lahan gambut, diharapkan mampu memulihkan keadaan lahan gambut yang semakin tahun semakin berkurang. Demi kelangsungan hidup bersama saya pribadi untuk mengajak penulis semua untuk menjaga alam kita
Kesimpulannya adalah lahan gambut yang awalnya kita anggap sebagai lahan yang tidak ada gunanya ternyata memiliki peran penting dalam kehidupan kita, tentu yang dimaksud penting adalah mampu menjadi Pengatur hidrologi, Konservasi keanakeragaman hayati, Penjaga iklim global, dan Sarana budi daya. Agar lahan gambut di dunia khususnya di Indonesia mampu membantu kelangsungan hidup, kita sebagai masyarakat wajib untuk menjaganya. Dengan cara tidak merusak/memperlakukan lahan gambut semena mena demi kepentingan segelintir kelompok. Untuk lahan gambut yang saat ini rusak, mari kita perbaiki dengan cara restorasi lahan gambut / peremajaan ulang, agar gambut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kita butuh lahan gambut, kita butuh karbon untuk hidup, mari kita restorasi lahan gambut bersama #PantauGambut