Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Ujung Jabung hinggo Kerinci saat ini di Provinsi Jambi sekitar puluhan ribu untuk jumlah PNS guru Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berkisar ratusan. Tidak ketinggalan daftar PNS pindahan dari luar Provinsi Jambi yang jumlahnya 13 ribu PNS, Guru Honorer di ujung Tanduk? belum lagi para honorer dan calon sarjana tidak lain adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya, mengantri juga untuk mendapatkan gelar PNS, apalagi sekarang pemerintah mengadakan program sertifikasi, sudah pasti masa depan terjamin jika sertifikasi ditangan.
Seperti yang sudah diketahui bahwa syarat utama sertifikasi PNS adalah wajib 24 jam mengajar dalam satu minggu. Dengan jumlah PNS yang tumpeh-tumpeh apakah bisa? boro-boro 24 jam, untuk mendapatkan setengahnya saja sudah ngos-ngosan dikejar-kejar waktu dengan kondisi jalan raya yang semakin hari semakin semrawutan tidak karuan. Beruntunglah jika tugasnya di kota, paling tidak sarana dan prasaran mendukung, lah kalau di desa? memang peluang lebih besar tapi kondisi yang belum pasti, antara nyawa dan sertifikasi di pertaruhkan? bukan mata duitan, tapi lebih ke profesional dan jaminan untuk masa depan.
Apalagi jika dalam satu sekolah ada enam guru Bahasa Indonesia, dan posisi mereka belum di sertifikasi bahkan masih ada yang honorer, diketahui memang tak seberapa gajinya untuk biaya pulang pergi saja nipis apalagi untuk yang lain. Tidak sampai disitu saja, dengan semakin menumpuknya PNS dan calon-calon PNS guru Bahasa Indonesia, yang PNS saja masih kelimpungan untuk sertifikasi apa alamat yang belum PNS? ditambah lagi persiapan menuju MEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN). PR untuk para mahasiswa!
Dari beragam masalah sudah tentu pasti ada solusinya kan mahasiswa? barisan kaum intelek muda, panglima perang di masa depan. Berdasarkan survei yang penulis lakukan, semua mahasiswa mengatakan jawaban positif, ini menandakan bahwa gelar mahasiswa yakni ‘siswa’ dan ‘maha’ masih terpatri di hati mereka, dan mereka paham mengenai hal itu. Tak gentar walau 1000 bala tentara raja fir’aun menyerang, tak lelah walau skripsi revisi ribuan kali, jika pintu yang pertama tertutup, maka pintu kedua ada kemungkinan masih terbuka, tapi jika tertutup juga, masih ada pintu-pintu yang lain terbuka untuk dimasuki.
Positif saja, yakin dan usaha. Jangan terlalu muluk-muluk. Hadapi yang ada sekarang. Jika kita bersungguh-sungguh dengan yang sekarang pasti yang nanti juga akan berbuah manis. Namun jika yang buruk terjadi kita juga harus selalu siap. Sebagai mahasiswa itu merupakan hal yang lumrah, karena memang kita kuliah sekarang adalah untuk menyiapkan diri kita kearah itu, walaupun memang tidak bisa dipungkiri tidak selamanya kapal yang kita tumpangi akan terus berlayar, ada kalanya kapal tersebut tenggelam karena lapuk ditelan oleh usia. Begitu juga peluang menjadi PNS, tidak semua mahasiswa bisa menjadi PNS dan mendapatkan sertifikasi. Jika memang 0 %, Mahasiswa punya segudang kreatifitas dan itu dikembangkan ketika sedang kuliah.
Sukses tidak diukur bahwa dia itu PNS atau bukan, tapi bagaimana dia bisa menumbuhkan kreatifitas yang ada pada dirinya menjadi suatu kegiatan yang nantinya menjadi bekal untuk menciptakan peluang kerja bagi dirinya sendiri. Dan kegiatan itu bisa bermacam-macam, diantaranya adalah belajar menjadi pengusaha muda. Walaupun latar belakang kita adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang notabennya adalah calon tenaga pendidik yakni guru, tidak menutup kemungkinan kita bisa mengembangkan kemampuan kita dibidang yang lain.
Darimana ilmu itu diperoleh? sementara tugas sangat banyak, waktu hanya tersita dengan yang namanya tugas. Bingung? gunakan intelektualmu. Disinilah intelektual sebagai mahasiswa digunakan, menjadi mahasiswa berarti harus mempunyai tingkat pemikiran di atas rata-rata, atur waktu sebaik-baiknya. Janganlah gemar untuk menunda-nunda pekerjaan. Selesaikan dengan cepat namun tidak asal-asalan, jika susah, diskusikan bersama teman-temanmu, jika masih tidak bisa juga, tanya langsung kepada dosen. Simpelkan? jangan suka mempersulit keadaan.
Miskinya ilmu pengetahuan. Tidak selamanya mahasiswa itu kreatif dan kritis menghadapi permasalahan yang ada, jika golongan mahasiswa demikian, bagaimana cara mereka menghadapi 0% dari peluang PNS? Penasaran? ada jalan, belajarlah mengikuti organisasi yang ada di kampus, maupun diluar kampus. Dengan mengikutinya tentu ilmu pengetahuan akan bertambah dengan bertemu orang-orang baru, wawasan yang tadinya sempit menjadi luas, pemikiranpun menjadi berubah yang tadinya berfikir tentang jangka pendek, setelah mengikuti organisasi menjadi lebih berfikir untuk jangka panjang. Dan biasanya mahasiswa yang aktif di Organisasi akan cenderung merangkul dan mengajak teman sesamanya untuk ikut bersama mewujudkan harapan-harapan yang tidak bisa dicapai sendirian menjadi kebersamaan.
Tinggal pilih, mau maju atau mundur? dengan PNS 0%, yakin atau ragu? sukses atau gagal? jangan jadikan peluang PNS 0%, menjadi tembok penghalang jalanmu menuju kesuksesan!
Penulis:
Ani Maryati & Meli Yonani.
Universitas Jambi
Gambar:
newsth.com